TEOLOGI SYEKH MUHAMMAD ARSYAD ALBANJARI DAN KITAB HIDÂYAH AL-RÂSYIDÎN AL-MUSTARSYIDÎN SYEKH AL-JAUHARI

Ada dua hal utama yang bisa disimpulkan dari tulisan ini yakni identifikasi naskah Hidâyah al-Râsyidîn al-Mustarsyidîn dan akidah yang terkandung dalam naskah tersebut serta keterkaitannya dengan karya Syekh Arsyad al-Banjari yang lain.

Pertama, secara identifikasi, naskah Hidâyah al-Râsyidîn al-Mustarsyidîn yang diakui oleh beberapa zuriat sebagai karya Syekh Arsyad al-Banjari ternyata sejatinya adalah bukan karya asli beliau namun hasil salinan dari tangan Syekh Arsyad al-Banjari terhadap karya Ahmad bin al-Hasan bin ‘Abd al-Karîm bin Muhammad bin Yûsuf bin Karîm al-Dîn al-Karîmî al-Khâlidî atau yang lebih dikenal dengan nama Syekh al-Jawharî. Hal ini dibuktikan dengan beberapa alasan berikut: 1) naskah ini tidak pernah dijadikan materi ajar di pondok-pondok pesantren kampung Dalam Pagar Martapura dan tidak banyak diketahui oleh keturunan-keturunan Syekh Arsyad al-Banjari lainnya seperti Abu Daudi (Guru Irsyad Zein) yang
banyak menyimpan naskah-naskah karangan Syekh Arsyad al-Banjari. 2) Naskah ini cukup kental dengan terma-termalogika formal sementara Syekh Arsyad al-Banjari sangat jarang bahkan tidak ditemukan menggunakan istilah-istilah tersebut dalam berbagai karya beliau. 3) Kata كاتب yang dinisbahkan kepada Syekh Arsyad al-Banjari pada akhir kitab ternyata lebih bermakna penyalin kitab daripada pengarang kitab sebab pada lembar ke-14 ditemukan pernyataan langsung dari Syekh Arsyad al-Banjari yang menyatakan bahwa naskah tersebut adalah karangan Syaikh beliau, al-Jawhari. 4) Hasil konfrontasi antara Karim Yasin Dhaifullah dengan tesis magisternya di Universitas al-Azhar Kairo Mesir pada tahun 2018 terhadap Hâsyiyah al-Jawharî dan naskah yang diteliti ternyata memiliki kesamaan yang cukup banyak dari segi struktur dan susunan kalimat dari awal hingga akhir.