Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam Generasi X dan Milenial di Kalimantan Selatan

Buku ini merupakan hasil dari penggalian dan pengembangan materi perkuliahan Ilmu Pendidikan Islam (IPI) yang merupakan keahlian mayor penulis. Kemudian dari materi silabus IPI tersebut dikembangkan lewat wawancara dengan tokoh sesuai dengan kriteria generasi Y (milenial). Generasi milenial yang dimaksud di sini adalah generasi yang lahir tahun 80-an hingga 1995.

Selama ini dalam literatur kajian pemikiran pendidikan Islam selalu mengacu kepada tokoh pendidikan Islam Nasional seperti; Harun Nasution, Nurcholish Madjid, Hamka, Imam Zarkasyi, KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Asy’ari dan seterusnya. Bertolak dari kondisi tersebut, akhirnya muncul ide untuk mengembangkan kajian bahan ajar Ilmu Pendidikan Islam (IPI) pada aspek pemikiran tokoh ini dengan konteks ketokohan lokal Kalimantan Selatan. Sesuai dengan salah satu pilar keilmuan yang dikembangkan UIN Antasari yakni; Berbasis lokal dan berwawasan global. Penulis meyakini bahwa pemikiran tokoh pendidikan Islam lokal juga memiliki wawasan pemikiran pendidikan Islam yang global, terlebih jika dikaitkan dengan era milenial. Hal ini terbukti dari hasil kajian pemikiran tokoh tersebut lewat wawancara mendalam yang dilakukan melalui penugasan mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam pada perkuliahan semester ganjil tahun akademik 2022/2023.

Disusunnya buku referensi sebagai pengembangan bahan ajar IPI dalam silabus, tidak terlepas juga dari tuntutan mikro dari pengembangan kurikulum merdeka yang menghendaki adanya kegiatan di luar kelas dalam bentuk penugasan lapangan yakni melakukan observasi dan wawancara mendalam tentang penggalian data aktual lapangan. Dalam hal ini adalah menggali konsep teori pemikiran tentang pendidikan agama Islam dari para tokoh milanial pendidikan Islam lokal yang terdapat di Kalimantan Selatan. Semangat ini tentu saja sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 3 tahun 2020 tentang standar nasional pendidikan tinggi yang salah satu pembahasannya mengamanatkan agar dosen dalam melakukan pembelajaran tidak semata-mata menyampaikan materi ajar yang tertera dalam silabus di dalam kelas, tetapi juga wajib mengintegrasikan dengan kegiatan penelitian lapangan sehingga teori dapat dikembangkan dan bersinergi dan fakta-fakta lapangan.