Ilmu Sabuku

Penulis buku ini menemukan bahwa Ilmu Sabuku di kalangan Urang Banjar yang berisi ajaran tentang kebersatuan hamba dengan Tuhan. Ilmu ini walaupun dianggap sesat, menyimpang, dan dibubarkan, tetapi tetap berkembang. Pertumbuhan Ilmu Sabuku dimulai sejak abad ke-18 M., oleh Shekh ‘Abd al-Ḥâmid Abulung dan terus berkembang sampai sekarang. Perkembangannya melalui berbagai metode dan strategi, ada yang terang-terangan dan ada yang sembunyi-sembunyi. Metode sebarannya adalah melalui lisan, tulisan, visual, audio visual, dan pengajian. Strategi sebarannya melalui pengajian agama, menambah tempat pengajian, pengajian berpindah-pindah, pengobatan, rukyah, dan menyebarkan para pengikutnya. Dirkursus Ilmu Sabuku di kalangan Urang Banjar, dimulai mengenal Ilmu Sabuku, memasukinya, motivasi mereka masuk paham ini. Ajaran dan guru menjadi daya tarik utama, pengaruhnya terhadap ibadah, sikap sosial dan sikap mental kejiwaan. Faktor-faktor bertahannya Ilmu Sabuku adalah metode sebarannya, metode mengajaran, naskah-naskah yang tersebar dan kesesuaian antara Ilmu Sabuku dengan budaya Banjar serta ada pengaruh Ilmu Sabuku yang dirasakan dalam kehidupan mereka. Ada berbagai kalangan yang memberikan respons terhadap keberadaan ajaran Ilmu Sabuku dan komunitas Bubuhan Ilmu Sabuku, sebagian ada setuju, ada yang tidak setuju dan ada netral. Adapun kelompok yang merespons  adalah ulama, pemerintah, ormas Islam, tetangga sampai keluarga mereka sendiri, termasuk terhadap kekuatan dan kelemahan dari Ilmu Sabuku.